Titik Putih Menggoda Kupu-kupu Betina
Jakarta, Jumat
|
| ist. | Bicyclus
anynana jantan merayu betina agar dipilih sebagai pasangan kawin dengan
pupil (titik puith di tengah ornamen menyerupai mata) pada sayapnya
yang mungkin memantulkan sinar UV. |
|
Kupu-kupu betina lebih memilih pasangan kawinnya yang
memiliki pupil alias titik putih pada sayapnya. Kupu-kupu betina
tertarik pada kilauan cahaya yang dihasilkan dari pantulan cahaya
ultraviolet oleh pupil, lingkaran putih yang berada di pusat ornamen
berbentuk lingkaran di sayap. Sebaliknya bentuk ornamen sayap, warna,
dan ukurannya tidak terlalu dipedulikan.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli biologi di
University at Buffalo (UB), The State University of New York dan
didanai oleh National Science Foundation. Penelitian ini dipublikasikan
secara online di Proceedings of the Royal Society B : Biological
Sciences edisi 29 Juni.
Sebelumnya, para peneliti menduga bahwa kupu-kupu betina tertarik
pada lawan jenisnya berdasarkan ukuran ornamen menyerupai mata
tersebut. Sehingga, penelitian dilakukan untuk mempelajari pengaruh
ornamen pada sayap kupu-kupu dari spesies Bicyclus anynana yang berasal dari Afrika.
Menurut para peneliti di UB, warna yang mencolok dan bentuk fisik
yang berbeda seringkali unggul dalam seleksi kawin di kehidupan liar.
"Kami selalu berpikir bahwa sesuatu yang besar atau indah akan
unggul," kata Kendra Robertson, peneliti lain yang memperoleh gelar
masternya di Departement of Biological Sciences di UB College of Arts
and Sciences. Tapi, penelitian terhadap spesies ini menunjukkan hasil
sebaliknya.
"Inilah penelitian awal yang memperlihatkan bahwa bentuk bagian yang
kecil tenyata lebih menentukan pemilihan pasangan kawin," kata Antonia
Monteiro, Ph.D., asisten profesor ilmu biologi yang terlibat dalam
penelitian ini.
Untuk melakukan pengujian, Robertson membuat 12 variasi ukuran dan
bentuk mata pada bagian dorsal (sayap atas) dan ventral (sayap bawah)
kupu-kupu jantan. Kemudian mempelajari bagaimana pengaruhnya terhadap
pemilihan kawin.
"Sangat mudah untuk mengubah ukuran, komposisi warna dan bentuknya,
dan kami menggunakan proses seleksi buatan," kata Monteiro. Dalam
spesies ini, kupu-kupu betina yang menentukan dasar pilihan dengan
siapa akan kawin.
Para peneliti UB mengubah pola pada sayap dengan mengecat sayap atau
membandingkan jantan yang memiliki ukuran dan warna yang
berbeda.Kemudian, mereka menguji ketertarikan kupu-kupu betina terhadap
ukuran sayap, ukuran ornamen mata, banyaknya ornamen mata di sayap,
warna mata dan pupil, serta pantulan pupil.
Ternyata, tidak ada variasi para bagian ventral yang mempengaruhi
pilihan betina. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian ventral tidak
mendasari pemilihan. "Pertanyaannya kemudian adalah, mengapa perilaku
populasi ini tidak berubah dengan berbagai variasi tersebut? Lalu apa
yang mendorong proses seleksi?"
Ketika para peneliti mengubah pupil yang berwarna putih di bagian
dorsal dengan cat hitam, ternyata peluang jantan untuk dipilih turun
dengan rasio 2:1. Hal ini menunjukkan secara jelas bahwa kupu-kupu
betina lebih suka pupil berwarna putih. Meskipun demikian, pupil yang
besar hingga dua kali lipat dari biasanya tidak lebih disukai betina.
Pengaruh yang lebih kuat diberikan oleh bentuk pupil yang bergaris
tengah antara 0,5 - 1 milimeter.
Untuk mempelajari lebih jauh lagi, para peneliti mewarnai pupil
berwarna putih sehingga warnanya lebih pudar dan menurunkan kemampuan
memantulkan sinar ultraviolet (UV) dari cahaya matahari.
"Ketika tidak ada pantulan UV, atau kupu-kupu tidak dapat melihat,
kupu-kupu betina terlihat enggan mendekati kupu-kupu jantan," kata
Monteiro. "Seleksi berdasarkan pantulan sinar UV lebih menentukan
daripada ukuran pupil," katanya.
Alasan yang dapat menerangkan hal ini sangat rumit. Tapi, Robertson
mengatakan bahwa pantulan UV mungkin menentukan rangsangan photic, efek
cahaya selama proses kawin. "Ketika jantan mendekati dan mulai merayu
kupu-kupu betina dengan membuka dan menutup sayapnya terus menerus
sehingga pupil dapat dilihat kupu-kupu betina," katanya menerangkan.
"Kami percaya bahwa tujuan kupu-kupu jantan mengepak-kepakkan sayap
adalah untuk menyebarkan feromon (hormon kawin) ke antena betina, dan
merangsangnya secara visual. Betina terlihat sangat sensistif terhadap
rayuan ini, yang mungkin saja ia lihat sebagai kilauan cahaya yang
indah."
"Tapi kami masih belum mengetahui, apa yang menyebabkan kupu-kupu
betina memilih pupil yang relatif kecil dibandingkan dengan pupil yang
lebih besar karena seharusnya pupil besar menghasilkan pantulan UV yang
lebih banyak," lanjutnya.
Oleh karena itu, selanjutnya para peneliti akan mempelajari
ketertarikan kupu-kupu jantan kepada betina yang juga memiliki ornamen
yang serupa. Tujuannya mengetahui kemungkinan kupu-kupu jantan juga
melakukan pengamatan terhadap kupu-kupu betina. Sebab, kupu-kupu betina
biasanya menutup sayapnya saat istirahat sehingga tidak memperlihatkan
ornamennya.
Sumber: | sciencedaily.com | Penulis: | Wah |
|